Latest Entries »


Perkembangan teknologi DSLR sangat pesat saaT ini saya lihat banyak sekali muda mudi yang sudh memiliki kamera SLR,mulai dari yang entry level sampai pro. Sayang sekali dengan gear yang mahal seperti itu jika tidak digunakan secara maksimal. Salah satu teknik dasar yang sering kali dilupakan adalah bagaimana memegang kamera yang benar,sering sekali soal ini diremehkan.yang penting sudah pegang kamera mahal,lensa sudah VR(vibrate reduction) pada nikon,IS(image stabiliser) pada canon.pasti bisa dapat gambar bagus tanpa shake.sebenarnya itu semua belum cukup karena hasil gambar yang bagus bukan dikarenakan gear yang digunakan tapi orang yang ada di balik kamera. Teknik memegang kamera diperlukan agar dapat menghasilkan gambar yg lebih tajam karen tidak goyang,dan juga untuk menghemat tenaga saat memegang lensa SLR yang berat. Kayaknya telalu banyak omong juga,langsung aja aq coba share teknik pegang kamera yang baik.   Dari gambar di atas dapat dilihat.tangan kiri memegang kamera ,sambil jari-jari memegang grip zoom lensa.tangan kanan memegang bagian shutter kamera,disini tangan kanan berfungsi untuk mengatur setting kamera.kedua siku menekan tubuh,posisi ini berfungsi agar kamera tidak banyak goyang,karena ada tumpuan di badan kita.pastikan memegang kamera memandu mata kita pada obyek yang akan di ambil.   Cara diatas juga benar cara diatas akan lebih memudahkan untuk memprtahankan kamera dari getaran tubuh kita,kita boleh sesekali menggunakan posisi ini untuk menggambil gambar yang menggunakan shutter speed lambat,seperti foto landscape,karena dengan posisi ini kamera akan lebih stabil.   Cara memegang kamera yang salah Dari gambar di atas kita bisa melihat teknik memegang kamera yang salah,dimana dengan posisi itu kamera kita akan rawan sekali terkena goncangan sewhingga susah untuk mendapatkan hasil gambar yang tajam.jangan lupa gantung kamera kita dileher,disini fungsi strap kamera untuk menahan kamera saat terlepas dari tangan kita.   Cara memegang kamera secara vertikal Untuk menghasilkan gambar kita tidak monoton memegang kamera secara hotisontal, suatau saat kita pasti memegang kamera secara vertikal untuk memberikan efek lain pada hasil foto kita, selain itu teknik memegang seperti ini biasa digunakan untuk foto potrait. Dibawah ini adalah gambar memegang kamera yang benar dan yang salah   Di gambar sebelah kanan fotografer memegang kamera dengan tumpuan kedua sikunya pada tubuhnya disini.dengan posisi ini kamera akan lebih stabil. Dengan tangan kiri memegang lensa dan jari2 pada ulir lensa, tangan kanan memegang shutter dan untuk setting kamera. Pada gambar sebelah kiri,ini slah satu teknik memegang kamera yang kurang benar,dimana tumpuan kamera hanya pada tangan kiri saja,kesalahan ini sering sekali kita lakukan,sehingga susah menghasilkan gambar yang tajam.saya sendiri dulu seting melakukan kesalahan ini karena lebih nyaman seperti ini,tapi sekarang ini lebih mudah karena saya sudah memasang baterai grip,sehingga posisi seperti itu jarang saya gunakan. Posisi kaki   Dilihat dari gambar di atas kaki kiri di depan kaki kanan,kuda-kuda ini(cie kayak mau silat) berfungsi agar kita tidak mudah jatuh dan tentu saja untuk menjaga kestabilan kamera.jangan sesekali memposisikan kaki seperti gambar sebelah kirio,karena sengan posisi itu tubuh kita akan mudah sekali goyang   Cara memegang kamera SLR saat kita mengambil pada posisi rendah atau jongkok   Gambar diatas memperlihatkan cara memegang kamera disaat posisi rendah.perhatikan dengan seksama,dari 3 gambar diatas, tumbuan tanagn selalu ada pada kaki,tentu saja tumpuan itu berguna untuk mempertahankan kstabilan kamera. Dapat dilihat pada kedua gambar diatas.posisi tumpuan tangan.pada gambar sebelah kanan,menunjukkan tumpuan tangan ada di kaki,sedang gambar yang satu lagi.kaki di luruskan sehingga tidak ada tumpuan pada tangan kita. Gunakan benda benda skitar kita untuk menambah kestabilan memegang kamera. Banyak benda yang bisa gunakan sebagai tumpuan,bisa dinding,mobil,pohon,tiang listrik,apa saja yang bisa membantu kstabilan kamera.   Cara memegang kamera saat sedang tiarap Tentunya kita tau untuk menghasilkan gambar tidak melulu mengambil dari angel yang sama,kita perlu mengambil dari beberapa angel untuk menghasilkan gambar yang bagus.kadang kala kita perlu tiarap di lantai.nah untuk memegang kamera saat tiarappun dibutuhkan tukpuan yang kuat pada tangan untuk menjaga kestabilan kamera.     Dapat kita lihat,untuk mempertahankan kestabilan kamera kita harus menggunakan siku,jangan menggunakan badan kita sebagai tumpuan,karena akan mudah goyang. Sudahlah,cukup segini dulu.capek juga nulis bnyak banyak.kerjain proposal aja udah males-an ini masing utak-atik blog. Untuk referensi bisa dilihat video di bawah ini.  


MENGGUNAKAN KAMERA DSLR

NIKON D90

 

Sekarang ini banyak sekali bertebaran kamera DSLR,banyak sekali penghobi fotografi yang baru belajar teknik fotografi,sama sih aq juga masih belajar,jadi kumpulin dari berbagai macam source yang ada,pengen share aj yang  aku taudi tambah info tambahan dari berbagai  media.sekalian belajr bareng.

Buat yang baru masuk dunia fotografi mungkin masih bingung dan awam dalam fotografi, berikut saya mau mencoba untuk menjelaskan dan memberi tutorial sederhana tentang dasar pemahaman kamera dan teknik dasar fotografi.

Mengenal fotografi dan kamera.

Fotograafi

Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Foto ( Cahaya ) dan Graphia ( menulis / menggambar ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar.

Kamera SLR

Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik ( viewfinder ) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa.

Seperti dibahas terdahulu, fotgrafi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed ( Kecepatan Rana ) dan Aperture ( Diafragma ).

Shutter Speed

Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan

Aperture

Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf F dan dengan satuan sebagai berikut:

f/1.2

f/1.4

f/1.8

f/2.0

f/2.8

f/3.5

f/4.0

dst…

Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa ( f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0 ).

Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin melambat

Mode pada kamera DSLR

mode kameraSetiap kamera punya istilah masing – masing untuk pengaturan mode. Berikut dijelaskan untuk beberapa tipe kamera saja.

Pada kamera Nikon D90 terdapat 11 mode pemotretan (kebetulan punya sendiri)

M= Full Manual

Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.

A= Aperture Priority

Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.

S= Shutter Priority

Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.

P= Program

Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.

Auto

Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.

Portrait

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.

Landscape

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.

Macro

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.

Moving Object

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.

Night Landscape

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan pada malam hari.

Night Portrait

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto portrait malam hari atau cahaya redup.[/spoiler]

Pada kamera Canon 350D terdapat 12 mode pemotretan:

Kalau ini saya sendiri kurang tau,saya copast dr berbagai sumber

A-DEP= Automatic Depth of Field

Pada mode ini, pengaturan fokus foreground dan background diatur secara otomatis oleh kamera sehingga lebih memungkinkan untuk menghasilkan foto yang tajam baik pada foreground maupun background.

M= Full Manual

Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.

Av= Aperture Value Priority

Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.

Tv= Time Value Priority

Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.

P= Program

Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.

Auto

Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.

Portrait

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.

Landscape

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.

Macro

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.

Moving Object

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.

Night Scene

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pada malam hari.

No Flash

Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun apabila pada mode auto lainnya built in flash akan otomatis pop up apabila cahaya dirasa kurang, pada mode ini built in flash tidak akan menyala sama sekali, sehingga shutter speed dan aperture akan lebih berperan untuk mengimbangi kebutuhan cahaya

Pengaturan cahaya

Exposure

Setiap kamera memiliki light meter yang berfungsi mendeteksi intensitas cahaya. Sebelum menekan tombol shutter, apabila menggunakan kamera pada mode manual ada baiknya memperhatikan exposure meter terlebih dahulu.

Tampak pada gambar di atas bar yang mengindikasikan exposure. Apabila ingin menghasilkan foto dengan cahaya yang baik, letakan bar pada posisi tengah ( normal exposure ), namun apabila menghasilkan foto yang lebih terang, geser bar ke arah tanda + ( menjadi over exposure ), dan sebaliknya, untuk hasil foto yang lebih gelap geser bar ke arah – ( menjadi under exposure )

Setelah mengetahui sekilas tentang dasar fotografi, sekarang mari belajar teknik dasar fotografi.

1. Depth of Field a.k.a. DOF

Depth of field atau sering disingkat menjadi DOF merupakan salah satu teknik fotgrafi yang paling dasar. Setiap foto memiliki kedalaman ( depth ) yang terbagi atas foreground ( depan ) dan background ( belakang ). Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.

Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada foreground:

Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada background:

Contoh berikut menunjukan foto DOF panjang / dalam, dengan fokus pada foreground dan background.

Berikut contoh perbandingan hasil foto pada panjang fokal lensa dan diafragma yang berbeda:

2. Freeze

Setelah memahami DOF yang berkaitan dengan aperture, kali ini akan dijelaskan tentang freeze, dimana sangat berkaitan erat dengan shutter speed. Foto freeze bertujuan untuk mengabadikan suatu moment dengan gerakan cepat sehingga dapat tertangkap oleh kamera sebagai gambar diam, seperti foto tetesan air, ledakan, atau foto ketika orang sedang melompat dan lain sebagainya. Yang paling utama dalam mendapatkan foto freeze adalah mengatur shutter speed secepat mungkin ( misal 1/500 detik, 1/1000 detik, hingga 1/8000 detik ). Karena tuntutan shutter speed yang cepat, maka tentunya cahaya yang dibutuhkan sangat banyak, maka dari itu biasanya foto freeze amatir lebih banyak dilakukan di ruang terbuka pada siang hari dimana cahaya matahari bersinar terang. Bukan tidak mungkin untuk memperoleh foto freeze pada malam hari atau cahaya yang minim, namun peralatan pendukung mutlak diperlukan seperti flash atau bahkan lampu studio dengan kecepatan singkronisasi yang tinggi pula.

Berikut contoh foto freeze:

Pertanyaan yang sering dilontarkan:

frequently asked question

1. Mengapa foto yang dihasilkan gelap?

Jawab: Karena cahaya yang ada kurang memadai, sehingga foto menjadi under exposure. Coba untuk naikan ISO agar shutter speed dapat menjadi lebih cepat.

2. Mengapa masih tampak pergerakan / gambar yang dihasilkan buram?

Jawab: Bisa jadi karena shutter speed kurang cepat mengimbangi kecepatan objek, namun apabila buram bisa jadi juga karena fokus lensa tidak tepat jatuh pada objek

3. Movement

Bertentangan dengan foto freeze, foto movement bertujuan memperlihatkan pergerakan objek dengan shutter speed yang rendah, sehingga pergerakan objek dapat tampak pada hasil foto. Shutter speed yang digunakan cenderung rendah agar pergerakan objek dapat terekam ( misal 1/5 detik, 1 detik, dst ), namun yang patut diperhatikan adalah kamera harus tetap dalam posisi statis agar background daripada objek tetap fokus walaupun shutter speed lambat.

Berikut contoh foto movement:

Pertanyaan yang sering dilontarkan:

frequently asked question

1. Mengapa foto menjadi putih dan gambar tidak jelas?

Jawab: Cahaya pada saat pengambilan foto surplus, sehingga menjadi over exposure. Untuk mensiasatinya, perkecil bukaan lensa dengan menaikan aperture.

2. Mengapa foto menjadi buram semua?

Jawab: Karena kamera mengalami pergerakan pada saat shutter terbuka, sehingga gambar yang dihasilkan menjadi blur. Untuk menghindari hasil yang blur, gunakan tripod atau letakan kamera pada tempat yang statis dan stabil.[/spoiler][/spoiler]

4. Panning

Panning Mirip dengan metode foto movement, namun dalam foto panning gerakan objek lebih ditampilkan melalui background yang bergerak. Prinsip dasar foto panning sama dengan foto movement, hanya saja pada saat pemotretan, kamera ikut bergerak mengimbangi gerakan objek, sehingga objek tetap fokus namun background yang dihasilkan bergerak.

Contoh foto panning:

Cara foto panning:

Bidik sasaran bergerak ( pada umumnya mobil ), tekan tombol shutter 1/2 agar fokus mengunci objek, gerakan kamera mengikuti objek seketat mungkin agar objek tetap fokus, sekiranya dirasa gerakan kamera sudah mengimbangi gerakan objek, tekan tombol shutter penuh dengan kamera yang tetap bergerak mengikuti objek.

Pertanyaan yang sering dilontarkan:

frequently asked question

1. Mengapa foto buram semua?

Jawab: Bisa jadi karena gerakan kamera tidak sesuai dengan gerakan objek. Cobalah percepat shutter speed dan coba untuk mengikuti gerakan objek seketat mungkin.

2. Mengapa foto fokus semua?

Jawab: Bisa jadi karena shutter speed terlalu cepat dan atau kamera kurang digerakan pada saat pemotretan

5. Bulb

Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada setting paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan dan akan menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto bulb adalah posisi kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk menghasilkan foto bulb.

Contoh foto bulb pada lalu lintas kota malam hari:


Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!